"saya senang" Cerpen Rafa

Rafa
Cerpen Kiriman: Anggita Anggraini

Rafa, laki-laki tampan, baik, dan mapan. Dialah laki-laki terakhir didurasi waktuku.

Hari itu, ayah salah seorang temanku meninggal dan sorenya hendak dimakamkan. Aku dan teman perempuanku di ajak oleh rudi, sahabatku untuk ikut ke makam. “mau ikut ga?, kalo mau endah ikut kak rafa, dia ketua rama. Vale ikut ama gua. Mau ga?” tawar rudi, “iya sudah, gua ikut aja” kata endah. Akhirnya kami menuju makam, dengan mengendarai sepeda motor. Diperjalanan rafa dan endah bersama motornya berada di samping kami. Awalnya ngobrol santai, bahkan secukupnya. Tak di sangka obrolan kecil itu berlanjut.

Malam itu, aku menghadiri tahlilan ayah rudi. Aku di jemput rafa. Seperti biasa, jika aku belum kenal betul seseorang, pasti aku akan bersikap cuek. Dia mengawali obrolan kami, “memang besok kamu ga sekolah” tanya rafa, “sekolah tapi harinya santai” jawabku. Akhirnya kami sampai di rumah rudi. Entah kenapa, rafa berubah seperti layaknya remaja yang sedang kasmaran. Padahal ku kira dia sudah beristri, diumurnya ini 19 tahun. Akhirnya acara tahlilan pun selesai. Rafa mengantarku pulang, tapi sebelumnya ia mengajakku, rudi, dan endah untuk makan.

Setelah tiba di tempat makan yang di tuju, rafa berlaku aneh. Dia menarikan kursi untukku, dan memesankan makanan untukku. Rudi dan endah duduk dihadapanku dan berbisik seakan-akan mereka sudah tau rencana rafa selanjutnya. Setelah selesai makan, akhirnya kami pulang. Tadinya kami pulang bersama-sama, tapi di tengah perjalanan rafa bilang “rud mencar aja, kasian sudah pada dicariin orang tua” katanya. Akhirnya kami berpencar. Diperjalanan rafa menghentikan motornya dan menyatakan perasaannya yang sesungguhnya. Finally kami memulai hubungan kami.

Seminggu pertama hubungan kami berjalan sangat indah, sampai minggu kedua tiba-tiba sikap rafa berubah total, entah setan apa yang merasuki raganya. Senin sore aku tanya dia lewat sms, “sekarang gimana?”, “aku ga tau, kamu jangan tanya2 terus -__- aku pusing”, “aku tanya Cuma buat tau gimana keputusannya”, “aku bingung”, “tinggal bilang lanjut atau engga”, “maaf aku ga bisa nerusin hubungan ini. Kamu pasti tau apa alasaannnya. Inget jangan pernah anggap aku musuh kamu”. Seketika tubuhku lemah, jantungku berhenti berdetak.

Seharusnya kamu tau rafa, Cuma kamu semangat hidup aku, Cuma kamu yang bikin aku kuat buat lawan penyakit aku, tapi sekarang apa?, aku drop, aku lumpuh tanpa kamu. Harusnya kamu tau, waktu aku mimisan malam itu. Memang aku Cuma bilang ke kamu kalau aku anemia, tapi dari anemia itu awal aku leukimia. Aku kekurangan sel darah merah, sedangkan sel darah putihku melebihi ambang batas. Sekarang siapa yang bisa jaga aku, siapa yang mau jadi sandaran aku, siapa yang mau rawat aku kalau bukan kamu. Curhatku di laptop.

Sehari setelah putus, aku drop total. Kata dokter sel darah merahku makin berkurang. Penyakit itu makin parah, virus itu makin tak bisa dikendalikan. Sekarang aku tinggal menunggu durasi waktu saja. Dokter bilang kalau kemopun tak bisa sepenuhnya menyelamatkanku. Apa mungkin ini akhir cintaku dan usia ku?

Beberapa hari kemudian aku mendengar bahwa rafa akan segera menikah dengan perempuan lain yang sama sekali tak ku kenal. Tapi apa gunanya aku marah?, toh rafa tak mungkin akan kembali lagi padaku malahan durasiku makin habis.

Selasa siang seperti biasa rafa selalu menyempatkan diri mampir ke rumah rudi hanya untuk sekedar menemani rudi. Rafa terkejut ketika sampai di rumah rudi dan melihat banyak sekali teman vale disana dan sedang menangis. “anik, sylmi, endah, rudi, kalian kenapa nangis gitu?” tanyanya, “eh rud gua keluar dulu ya sama marzukhoh.. kita mesti tabah” kata anik berusaha menghindar. Tinggalah rudi dan endah. “hei kalian belum jawab pertanyaan kakak, kenapa nangis begini?”, “kakak ga liat facebook?” tanya endah, “facebook isinya gitu-gitu aja, jadi buat apa”, “ohh ya sudah” sahut endah. Karena merasa tidak dihiraukan rafa mengambil hanphone rudi dan memainkannya, tiba-tiba ada sms masuk. Karna rudi dan endah masih terus menangis, rafapun membuka sms itu tanpa sepengetahuan rudi, isinya:

From: pipit
Time: baru saja
Sekarang kita udah kehilangan sahabat, teman, kawan, saudara, kakak, adik kita. Kita harus ingat pesan dia, kita ga boleh sedih terus menerus. Gua rasa dia udah ada di khayangan, menjadi bidadari cantik, dan dia sudah lepas dari leukimianya. Keep smile friend’s for our best Vale. Semoga Vale sayang tenang disana. Amin? ;(

Terkejutnya rafa, ternyata vale sudah meninggal tadi pagi. “rud ini bener?”, “ga tau”, “kakak serius!!”, “kak pikir dong kak, kami semua teman baik vale, ngapain kita nyumpahin vale mati, bercanda doain vale meninggal?, apa gunanya?”, “jadi?”, “iyaa kak vale udah tenang disana” sambung anik yang tiba-tiba masuk, “kalian bohong, baru tadi malem kakak smsan sama dia. Dia baik-baik aja.”, “terserah kakak” sahut anik, “kak, vale sebenernya sayang banget sama kakak, dia ga mau kakak nangis atau sedih. Sebenernya waktu kakak mutusin vale, vale bingung antara senang dan sedih. Karena kalau vale senang artinya dia ga harus mutusin kakak dan cerita tentang penyakit dia, sedihnya dia harus di tinggal kakak” jelas endah, “i.. ini titipan buat kakak dari vale” beri sylmi. Sepucuk surat berteteskan darah, isinya :

Hmm.. kakakku?
Selamat ya udah dapetin yang baru, yang lebih dari aku, moga-moga rencana nikahnya berhasil yaa.. ga ada halangan apa-apa. Aku selalu doain kakak disini. Hmm tau ga kak, aku baru sadar ternyata banyak yang sayang sama aku kayak endah, anik, sylmi, pipit, rudi, bahkan kakak juga di kondisi aku kayak gini. Oh iya sebelumnya aku minta maaf karena aku belum pernah cerita ini sama kakak. Sebenernya aku sakit parah, leukimia ini sudah aku derita sejak 6 bulan yang lalu. Aku ga pernah cerita karena aku takut kalau kakak tau kakak bakal pergi ninggalin aku. Tapi ternyata aku salah, kakak malah pergi ninggalin aku, tapi disini aku berusaha nerima takdir. Kak mungkin ini surat aku yang pertama dan terakhir karena durasi waktukku sudah abis. Aku pamit. Terimakasih sebelumnya, good bye kak?
Vale

Begitulah isi suratnya, rafa membaca itu penuh tangisan. “jadi vale belakangan ini sering nulis durasi-durasi itu”, “iya kak” jawab endah. “rud anter saya sekarang ke makam vale”, “ga bisa kak", “kenapa ga bisa?, kamu jangan gitu, saya mau liat terakhir kalinya!”, “asal lu tau kak, orang tua vale ga ngizinin lu ziarah, mereka tau tentang lu dari semua cerita vale dilaptopnya”, “akhirnya kakak tau perasaan vale gimana. Kalau kakak mau menyesal semua terlambat. Vale udah pergi jauh menemui kehidupannya yang abadi tanpa harus menanggung beban apa-apa lagi. Satu pesan vale, jalani hidup kakak seperti saat waktu kakak belum kenal vale” jelas endah, “ta.. tapi. (“gumam rafa, “sudahlah kak, lagian buat apa kakak nangisin temen aku lagi?, kemaren-kemaren kemana?, waktu vale lagi lemah. Fokus aja sana sama pernikahan kakak, ga usah sok care sama vale. Ga ada gunanya.. toh vale ga bakal dibalikin sama tuhan ke samping kita.” kata sylmi sinis, “syl..mi” gertak rudi, endah, anik. “kalian kenapa sih?! Kalian sadar ga? Vale pergi karna dia (menunjuk rafa). Sadar, kalo aja rafa ga mutusin vale, vale ga bakal pergi jauh kayak sekarang!!!” geram sylmi, “iya kita tau syl, kita tau gimana perasaan lo sekarang, tapi ga kayak gini cara ngungkapin amarah lu” jelas endah, “maafin kakak (“mohon rafa, “ga guna! ” gertak sylmi.
Finally rafa benar-benar kehilangan vale dan sekarang rafa merasa amat sangat bersalah. Masih banyak pesan yang vale tulis untuk rafa, diantaranya :

**Walau aku hanya lah "sekedar”..
"Sekedar" penghapus airmata kala kau sedih..
"Sekedar" teman cerita kala kau tersakiti..
"Sekedar" pengisi waktu senggang kala kau di khianati..
"Sekedar" tempat kau curahkan amarah kala kecewa..
Kala seisi dunia memandangmu dengan sebelah mata..
"Sekedar" sasaran tuk luapan emosi..
Kala semua asa tak jua terpenuhi..
Aku senang hanya menjadi
seseorang yang "sekedar" bagi mu..
Karena aku tahu..
Seseorang yang berharga dan benar-benar istimewa adalah..
Seseorang yang ada kala kita terjatuh dan semua menjauh..
Terima kasih..
Untuk "sekedar" mu..***
*** Dan akhirnya sampailah dimana aku mampu melupakan mu,menghapus semua rasa yg menyatu menjadi CINTA, kamu hanyalah serpihan masalalu ku, yang tak ingin ku kenang lagi ***

Cerpen Karangan: Anggita Anggraini
Facebook: anggita anggraini

wah seru gak nih cerpennya...? ^_^ yuk baca cerpen lebih banyak dari penulis aslinya

http://cerpenmu.com/cerpen-persahabatan/rafa.html

0 Response to ""saya senang" Cerpen Rafa"

Post a Comment

Histat