Penyakit Ini Akhir Hidupku
Cerpen Kiriman: Ribka Sepatia
Pagi ini aku berangkat sekolah di antar oleh kakakku karena papa tidak
sempat mengantarku, ada urusan mendadak. Keluargaku sangat mengasihiku
kami hidup sangat rukun dan berkecukupan,
rumahku penuh canda dan tawa. Sesampai di sekolah, aku mencium tangan
kakakku dan berkata “doakan belajarku hari ini ya kak”, kakakku membalas
dengan senyuman lalu aku pun berjalan menuju kelasku.
Kegiatan
proses belajar-mengajar pun di mulai, hingga hampir jam pulang pun tiba
keadaanku masih baik-baik saja. Dan ketika bell pulang pun berbunyi aku
keluar menusuri jalan tapi kali ini ada rasa aneh di kepalaku, aku
merasakan sangat sakit hingga aku tidak tahan lagi dan duduk mencari
tempat yang sepi.
Setelah duduk beberapa saat kepalaku sudah
tidak sakit lagi dan aku pun melanjutkan jalanku ketika itu mungkin
haris melihatku dan menghampiriku, lalu berkata “tumben pulangnya lama
cha?, gak di jemput papanya”, “papaku lagi sibuk jadi enggak sempat
jemput ntar lagi juga kakakku mungkin datang” balasku sambil senyum
biasa, “ayo aku antar pulang aja, kasian kamu sendiri disini” kata haris
menawarkan. Awalnya aku menolak tapi haris terus memohon sehingga
membuat aku mau.
Sesampainya di depan rumah aku turun lalu
berkata “gak mau masuk dulu ris”, “lain kali aja cha lagian sudah
mendung nii” kata haris dengan lembut, “oh ia deh, aku masuk dulu ya”
kataku lalu masuk ke dalam rumah, sesampai di rumah mama melihatku dan
berkata “Kak dienya mana cha bukannya tadi dia yang jemput ya”, “cha di
antar teman ma” kataku setelah itu kak die pun muncul dan melihatku lalu
berkata “loo, di antar siapa cha tadi kakak jemput tapi sudah gak ada
lagi di sekolah” saat kak die bicara sakit di kepalaku mulai berasa lagi
lalu aku berjalan menuju kamarku sambil berkata “tadi diantar teman”.
Sampai di kamar aku meletakkan tasku dan mencari obat sakit kepala,
setelah minum obat sakit kepalaku hilang aku tidak ada rasa curiga di
saat itu. Mungkin karena aku tadi ujian makanya kepalaku agak sedikit
pusing. Besok paginya saat aku terbangun dari tidurku aku merasakan
sakit kepalaku timbul lagi tapi aku tidak menghiraukan rasa sakit itu,
aku bersiap-siap menuju sekolah dan di antar kakakku lagi. Turun dari
motor aku hendak menyalam tangan kakakku tapi sakit itu muncul lagi
hampir membuatku jatuh tapi untung kakakku langsung menangkapku dan
berkata “kamu kenapa cha?, gak lagi sakit kan”, aku menatap kakakku dan
berkata “gak pa-pa kok kak mungkin ini Cuma sakit kepala biasa” lalu aku
berjalan menuju kelas.
Saat PBM di mulai aku juga mulai
merasakan sakit yang menjadi di kepalaku hingga membuatku jatuh pingsan.
Dan saat aku terbangun aku sudah berada di dalam ruang UKS sekolah
ternyata yang menggendong aku ke ruang UKS ini Haris teman sekelasku.
Setelah beberapa menit kakakku pun datang menjemputku dan membawaku
pulang, sampai di rumah aku melihat mama sangat khawatir dan langsung
memelukku sambil berkata “kenapa Cha?, sakit kok gak bilang mama” aku
melihat raut wajah mama yang sangat khawatir akan keadaanku lalu aku
berkata “Cha gak pa-pa kok ma mungkin Cuma kecapean aja dan butuh
istirahat” aku pun di antar mama kekamarku lalu aku tidur.
Paginya aku sudah merasakan agak baikan dan mama datang ke kamarku lalu
berkata dengan raut wajah khawatir “kalo belum sanggup sekolah gak usah
di paksakan ya cha” lalu aku tersenyum dan berkata kepada mama “sudah
agak mendingan kok ma, lagian hari ini cha ada ujian”. Mendengar itu
mama keluar dari kamar dan aku pun bergegas untuk pergi sekolah. Kakakku
mengantarku ke sekolah dan hari ini aku benar-benar merasakan lebih
baik.
Hari ini kami ada ujian dan saat PBM berlangsung pun aku
sudah tidak merasakan sakit apa-apa lagi. Dan sepulang sekolah terlihat
kak die sudah menungguku lalu kami pun pulang ke rumah, sepulang sekolah
aku membantu mama masak semur kesukaanku untuk makan malam dan setelah
makan malam selesai aku beranjak ke kamarku dan belajar dan aku
tertidur.
Pagi ini aku merasa sakit kepalaku kambuh lagi dan
saat itu keluar darah dari hidungku dan aku sangat takut saat itu tapi
setelah beberapa menit darahnya pun berhenti lalu aku bergegas mandi
saat sarapan aku tidak cerita apa-apa sama mama dan kak die karena aku
gak mau buat mereka khawatir dan setelah sarapan aku berangkat sekolah
dan di sekolah sampai istirahat pertama keadaanku baik-baik aja tapi
setelah istirahat kedua darah itu mulai keluar dan teman sebangkuku
melihat itu lalu berkata “kamu kenapa cha?, kok keluar darah dari
hidungmu” aku mencoba menutupi hidungku dengan tissue dan berkata kepada
elsa “aku gak apa-apa kok sa, ini Cuma mimisan biasa kok” lalu aku
pergi ke kamar mandi dan elsa mulai curiga dan khwatir denganku.
Beberapa lama di kamar mandi aku mulai merasa pusing, darah itu tak
kunjung berhenti dan ketika aku hampir pingsan elsa datang bersama haris
dan saat itu juga haris menahanku agar tidak jatuh ke lantai dan mereka
membawaku pulang ke rumah. Saat aku sadarkan diri aku melihat begitu
banyak orang di sekelilingku yaitu mama, papa, kak die, haris dan elsa,
lalu aku berkata dengan suara lemah “kapan papa pulang dari Australia?,
kok gak kabarin cha, papa bawa apa untuk cha” ketika itu papa langsung
memelukku dan berkata “adek cha sakit apa? kok bisa sampe pingsan, papa
langsung pulang sesudah mamamu telpon papa dan bilang kamu sakit” aku
sedikit mengeluarkan senyuman kepada papa agar dia tidak begitu khawatir
dan berkata “cha gak pa-pa kok pa, cha cuma mimisan karena mungkin cha
kecapean belajar” .
Setelah itu haris dan elsa pun pamit pulang,
“om, tan, kak kami permisi pulang dulu ya kak” kata haris lalu setelah
itu elsa pun berbisik ke telingaku “cepat sembuh ya cha” lalu memberikan
senyuman kepadaku. Kak die pun mengantar haris dan elsa ke depan rumah,
mama dan papa terus menjagaiku saat itu lalu aku pun berkata “Cha cuma
butuh istirahat kok ma, pa”. Mama dan papa pun meninggalkanku tertidur
lelap di kamar tapi sebenarnya aku tidak tidur melainkan hanya ingin
membuat mama dan papa tidak perlu begitu menjagaiku. Di luar kamarku aku
mendengar percakapan antara mama dan papa.
“Pa, Anak kita gak kenapa-napa kan pa?” kata mama dengan suara sedih
“mungkin yang dikatakan Cha benar ma, dia Cuma butuh istirahat sebentar” kata papa berusaha menenangkan mama
Saat itu aku hanya mampu menangis, aku juga takut akan terjadi sesuatu
padaku karena selama ini aku gak pernah sakit seperti ini apalagi sampai
mimisan. Aku cuma bisa berharap ini bukan sakit parah, aku berusaha
menenangkan pikiran dan perasaanku dan akhirnya aku tertidur. beberapa
jam kemudian aku tiba-tiba terbangun dari tidurku karena ada yang masuk
kamarku dan ternyata itu mama, dia membawakan makan malam untukku dan
menyuapiku. Rasanya cuma waktu kecil aku disuapin mama tapi kali ini dia
menyuapiku lagi di tambah aku melihat begitu besar rasa ke khawatiran
di matanya dan setelah selesai makan malam mama keluar dan menutup
kamarku aku pun tidur kembali.
Malam ini aku bermimpi bertemu
nenek di sebuah tempat yang sangat indah, aku sangat suka tempat itu,
tempat itu sangat indah, banyak bunga disana, udaranya juga sangat
segar. Nenek terus mengajakku bercerita dan nenek juga mengajak aku
untuk tinggal bersamanya di tempat itu tapi aku menolak, aku bilang “Cha
masih ingin lama-lama sama mama, papa dan kak die nek” lalu nenek
terdiam dan seketika itu aku terbangun karena mama datang
membangunkanku. Aku merasa sangat aneh dengan mimpi itu karena
sebelumnya aku gak pernah mimpi seperti itu apalagi bertemu nenek tapi
aku tidak menceritakan itu pada mama karena tidak ingin membuatnya
semakin khawatir.
Aku pun berusaha kuat dan tegar di depan mama
dan beranjak ke kamar mandi tapi saat aku keramas aku melihat begitu
banyak rambutku yang rontok dan aku semakin takut. Aku takut aku bakal
benar-benar meninggalkan mama, papa dan kak die. Aku pun berusaha
bersikap seperti biasa di depan mereka saat kami sarapan, aku gak akan
menceritakan apapun pada mereka. Dan hari ini aku berangkat sekolah di
antar papa lagi, di kelas semua teman-teman menanyakan kabarku tapi
tidak dengan haris, dia hanya melihatku saja dan terlihat wajahnya
sangat cemas.
Haris entah mengapa dia hadir di saat aku sakit
seperti ini dan entah mengapa dia yang selalu menolongku. Hari itu di
jam terakhir guru kami tidak masuk dan seperti biasa aku membawa buku
dan belajar di bawah pohon di sekolahku, saat sedang asik tiba-tiba
Haris muncul ke hadapanku dan menawarkan sebuah senyuman kepadaku saat
itu lalu duduk di sampingku. Beberapa saat kami hanya diam-diam saja
tapi saat aku hendak bicara dia juga bicara sehingga terjadilah
percakapan di antara kami berdua:
Haris: Ehh, Cha aja yang ngomong duluan.
Aku: Gak usah, haris aja dulu.
Haris: Enggak Cha aja dulu soalnya kayaknya penting.
Aku: Emm, ya sudah deh, Cha Cuma mau ngucapin makasih sama haris karena
sudah selalu bantuin Cha selama Cha sakit, tapi gimana ceritanya sih
kok kemaren waktu aku mau pingsan di Kamar mandi, haris dan elsa bisa
datang bersamaan?
Haris: Elsa yang mengajakku ke kamar mandi karena
dia khawatir kamu kenapa-napa soalnya elsa kamu udah pergi begitu lama
ke kamar mandi jadi dia curiga.
Aku: Oohh, aku kirain kalian gak janjian.
Haris: Oh ya Cha ada yang mau aku Tanya sama kamu, sebenarnya kamu sakit apa sih?
Aku: Aku gak kenapa-napa kok ris mungkin kemaren itu kecapean aja buktinya sekarang aku udah baik-baik aja kok.
Haris: Cha ada yang mau aku bilang sama kamu.
Aku: Apa ris? kok kayaknya penting banget, hehehe
Haris: Aku tu suka sama kamu, kamu mau gak jadi pacarku?
Aku: Maaf ya ris, aku belum bisa jawab sekarang.
Ketika itu aku langsung pergi meninggalkan haris dan bell pun berbunyi.
Aku mengambil tas ke kelas dan pulang, beberapa menit kemudian papaku
datang menjemputku. Di dalam mobil aku merasa penyakit itu datang lagi
dan sampai di depan pintu hendak membuka pintu tanpa sadar aku jatuh
pingsan. Terbangun dari pingsan ternyata aku sudah berada di rumah
sakit. Mama memelukku dan berkata sambil menangis pilu “kok adek sakit
gak bilang mama sih cha?, udah gak sayang lagi ya sama mama”, “enggak
kok ma, adek cuman gak mau buat mama repot” kataku sambil tersenyum.
Lalu dokter masuk ke ruangku dan berbisik kepada papa hingga mereka pun
keluar. Saat papa masuk, mama langsung mendekati papa dan papa mengajak
mama keluar lagi, aku pun semakin bingung, apa yang terjadi padaku,
apakah penyakitku ini parah.
Ketika mama masuk dan mendekati
tempat tidurku, aku langsung bertanya “Cha sakit apa sih ma? Kok Cha
ngerasain sakit banget”, mama menangis dan memelukku lagi dan berkata
dengan suara pelan “sebenarnya adek kena penyakit kanker otak stadium
5”.
Seketika itu aku merasakan bahwa aku gak akan hidup lama
lagi, aku benar-benar akan meninggalkan mama, papa dan kak die. Tuhan
inikah akhir dari hidupku (kataku dalam hati). Tapi aku berusaha tegar
saat mendengar itu, aku masih mampu tersenyum kepada mereka. Ruang itu
menjadi sangat sunyi senyap, hanya ada tangis dan air mata tapi aku
berkata “look ok pada nangis sih, adek gak pa-pa kok ma, pa, kak die
ntar juga bakal sembuh, hapus dong air matanya” mereka memelukku dengan
sangat erat. Aku tau betapa sedihnya mereka tapi aku lebih sedih, aku
yang merasakan sakit ini.
Karena keadaanku yang semakin menurun
dan parah maka aku tidak mungkin lagi bersekolah, aku harus rawat inap
di rumah sakit, setelah 2 hari di rawat haris, elsa, dan kawan-kawan
kelasku pun datang menjengukku. Mereka semua menangis dan memelukku satu
per satu setelah mengetahui penyakitku, apalagi haris sampai-sampai dia
tidak sanggup berkata-kata lagi. Hari ketiga di rumah sakit aku
merasakan keadaanku semakin menurun, aku hanya dapat berdoa kepada Tuhan
agar penyakit ini diangkatkan. Makin hari kepalaku semakin sakit dan
rambutku pun semakin rontok dan sekarang aku sudah botak. Tuhan mengapa
ini terjadi padaku, apa salahku Tuhan, aku gak sanggup melihat mereka
menangis lagi.
Akhirnya rumah sakit mengusulkan untuk
mengobatiku di Penang, Malaysia tapi ternyata disana pun hanya sedikit
harapan aku dapat sembuh, mereka tidak mampu mengobatiku hanya mampu
mengurangi rasa sakit penyakitku. Mama dan papa sangat berusaha untuk
mengobatiku, mereka mencari rumah sakit mana yang mampu mengobatiku tapi
ketika mereka menemukan rumah sakit itu dan hendak mengajakku, aku
menolak untuk di bawa kesana. Aku cuma minta di bawa pulang ke Indonesia
dan berada di rumah saja karena aku merasakan waktuku gak lama lagi.
Dengan terpaksa mereka menuruti keinginanku dan kami kembali ke
Indonesia, di rumah ada seorang suster dari rumah sakit yang merawatku.
Berada di rumah bersama mama, papa, dan kak die sudah sangat mengurangi
sakitku walaupun aku sering mendengar tangis mereka di belakangku.
Mengetahui aku sudah berada di rumah, haris sangat sering mengunjungiku
dan menyemangatiku. Dia sangat perhatian padaku tapi sayang kami tak
mungkin bersama. Hampir satu bulan keadaanku semakin memburuk dan
sekarang untuk berjalan pun aku sudah tidak mampu lagi, apalagi untuk
berbicara. Mama selalu mendoakanku tapi mungkin Tuhan berkehendak lain.
Malam itu aku sedang menulis 2 surat, 1 untuk keluargaku dan 1 lagi
untuk Haris.
Isi suratku untuk keluargaku “Hei, mama, papa dan
kak die aku udah senang lo disini, mungkin saat membaca surat ini Cha
udah gak bisa lagi bicara, meluk dan melihat kalian tapi percayalah Cha
udah bahagia disini, oia Cha disini bareng nenekku lo ma, pa, kak die.
Dulu juga sebelum Cha sakit, Cha mimpi bertemu nenek dan nenek mengajak
Cha tinggal bersamanya. Tapi Cha kemaren gak mau cerita soalnya Cha gak
mau buat kalian khawatir. Kalian jangan sedih ya, Cha udah senang kok
disini. Selamat tinggal ya. Salam Ananda: Richa.”
Dan isi
suratku untuk Haris “Hai haris, sebelumnya Cha ucapin makasih ya, Haris
selalu ada saat Cha sakit. Sebenarnya Cha juga sayang sama Haris tapi
saat Haris nyatain perasaan Haris sama Cha. Cha udah ngerasa Cha itu
udah sakit makanya Cha gak bisa jawab waktu itu. Haris itu pria yang
baik, pasti ada banyak cewek yang lebih baik dari Cha mau sama Haris.
Haris baik-baik ya. Mungkin kita gak akan bertemu. Cha bahagia disini.
Salam: Richa.
Mungkin saat aku pergi dan setelah aku pergi
surat itu sudah sampai di tangan mereka. Mudah-mudahan mereka dapat
menerima kepergianku. Cha sayang mereka semua.
Cerpen Karangan: Ribka Sepatia
Facebook: Ribka Sepatia
Nama: Ribka Sepatia
Alamat: Berastagi
wah teman-teman masih banyak nih cerpen-cerpen yang penulis buat ^_^
yuk kita lihat sama-sama
http://cerpenmu.com/cerpen-keluarga/penyakit-ini-akhir-hidupku.html
Tuesday, October 21, 2014
info unik yang bisa bikin hati tenang
0 Response to ""saya senang" Cerpen Penyakit Ini Akhir Hidupku"
Post a Comment